Tokoh-Tokoh dalam Cerita Fiksi Bersifat Fiktif yang Berarti Tokoh Tersebut?

Bagaimana menjawab soal tokoh-tokoh dalam cerita fiksi bersifat fiktif yang berarti tokoh tersebut? Pertanyaan berikut akan dibahas pada Bahasa Indonesia SMA kelas X.

Jika diperhatikan, soal ini akan menguji pengetahuan murid mengenai penokohan atau karakteristik. Terutama, apa yang membuat karakter dinilai sebagai fiktif dalam cerita.

Pertanyaan:

Tokoh-tokoh dalam teks fiksi bersifat fiktif yang berarti tokoh tersebut?

Jawaban:

Jawabannya adalah tidak nyata, atau hanya dibuat berdasarkan imajinasi atau inspirasi saja. Karakter-karakter ini tidak ada di dunia nyata, sehingga hanya ada pada dalam cerita.

Pembahasan Mengenai Tokoh Fiksi

Dalam suatu cerita, ada sebagian yang menggunakan karakter nyata (umumnya untuk biografi). Namun, ada juga sebagian yang membuat karakter belaka hasil dari pikiran pembuatnya.

Tokoh ini dinamakan dengan tokoh fiksi, dimana seperti yang dijelaskan, sifatnya tidak nyata. Berbeda dengan karakter atau tokoh asli yang ada dalam sejarah atau biografi.

Akan tetapi, pengarang dapat menggunakan tokoh asli sebagai inspirasi untuk membuat karakter fiksi. Hal ini seringkali dijumpai pada beberapa media umum.

Dikarenakan karakter ini tidak nyata, maka pembuat cerita perlu membuat tokoh sedari awal. Mulai dari penampilan, watak, serta bagaimana perannya dalam cerita.

Keunikan pada karakter fiksi adalah pembuat dapat bebas berkreasi dengannya. Tidak ada semacam tuntutan yang mengikat sebuah karakter layaknya tokoh asli.

Meski begitu, bukan berarti penokohan karakter ini dapat dibuat dengan asal-asalan. Setiap karakter harus memiliki nilai yang membuatnya begitu krusial dalam sebuah kisah.

Singkatnya, tokoh-tokoh dalam cerita fiksi bersifat fiktif yang berarti tokoh tersebut tidak ada/nyata. Mari lihat pembahasan mengenai topik ini lebih lanjut.

1. Jenis Tokoh Fiktif

Dalam cerita, setiap karakter fiktif di dalamnya tentu memiliki peran serta fungsi yang berbeda. Pembuatnya perlu mempertimbangkan posisi tiap tokoh-tokoh tersebut.

Berdasarkan peran, sebuah karakter memiliki beberapa jenis yang kerap ditemui di banyak cerita. Namun yang paling dasar, ada setidaknya tiga peran untuk tokoh fiksi, seperti:

  • Protagonis, dimana karakter fiktif memiliki peran utama dalam kisah tersebut. Ibaratnya, karakter ini yang menggerakan cerita hingga menuju akhir.
  • Antagonis, dimana karakter fiktif merupakan penghalang dari protagonis untuk menggerakan kisah. Tokoh ini umumnya akan membuat permasalahan.
  • Tritagonis, dimana karakter fiktif menjadi pihak ketiga dalam kisah. Karakter ini dapat menjadi penengah, atau sumber permasalahan dari kedua peran.

Apabila secara fungsi, tokoh fiksi juga dibedakan menjadi pemeran utama serta figuran. Karakter utama mempunyai fungsi penting, sedangkan figuran hanya pelengkap cerita.

2. Aturan Tokoh Fiktif

Dalam membuat sebuah karakter yang tidak nyata, pembuat cerita harus memenuhi kriteria. Sebab, kriteria ini akan membedakan tokoh fiksi dengan tokoh nyata.

Untuk yang paling utama, karakter ini bukan selebriti, tokoh sejarah, atau orang yang eksistensinya nyata. Sesuai dengan namanya, tokoh ini hanya pada kisah atau cerita secara murni.

Akan tetapi, pengarang diperbolehkan untuk mengambil orang asli sebagai inspirasi dari karakter fiksi. Asalkan, jangan sampai karakter mencontoh 100% orang tersebut.

Selain itu, penamaan tokoh fiksi juga perlu menghindari nama yang sudah dipakai oleh orang. Apabila kebetulan mirip, maka hukumnya masih diperbolehkan.

3. Pembuatan Tokoh Fiktif

Untuk membuat sebuah karakter fiksi, pengarang dapat menggunakan penggambaran karakteristik tertentu. Umumnya dalam kesenian, hal ini disebut dengan trope.

Misalnya, pengarang dapat membuat tokoh fiksi yang memiliki watak pembual. Penampilan, gaya bahasa, serta perilakunya akan disesuaikan dengan karakteristik tersebut.

Terkadang, tak sedikit juga yang menggunakan stereotip untuk membentuk tokoh fiksi. Sebaiknya, hal ini dihindari untuk menciptakan karakter yang unik dan kompleks.

Dari ketiga poin tersebut, dapat dipastikan jika karakter yang tidak nyata yaitu tokoh fiksi. Meski begitu, cara membuatnya tidak semudah yang dipikirkan.

Itu dia pembahasan soal tokoh-tokoh dalam cerita fiksi bersifat fiktif yang berarti tokoh tersebut. Dengan ini, murid dapat membedakan mana termasuk fiktif, serta mana yang asli.

Tinggalkan komentar