Tembang Macapat Iku Kaiket Ing Paugeran Yaiku?

Pelajaran Bahasa Jawa SMA XII akan memberikan pertanyaan tembang macapat iku kaiket ing paugeran. Pertanyaan tersebut akan sulit dikerjakan tanpa tahu artinya.

Singkatnya, tambang macapat mempunyai tiga paugeran sesuai sistem bahasa Jawa. Mengenai pembahasan tiap paugeran, mari simak informasi berikut.

Pertanyaan:

Tembang macapat iku kaiket ing paugeran yaiku..?

A. Guru gatra, guru lagu, guru wilangan

B. Guru gatra, guru basa, guru wilangan

C. Guru swara, guru basa, guru sastra

D. Guru swara, guru lagu, guru wilangan

E. Semua jawaban benar

Jawabannya yaitu tiga, guru gatra, guru lagu, guru wilangan. Sistem paugeran itu ialah struktur utama pada pelbagai jenis macapat yang ada pada Jawa.

Apabila pertanyaannya pilihan ganda, maka jawabannya jelas huruf A. Karena beberapa situs sudah membenarkan ketiga unsur tersebut, dan pilihan lainnya kurang tepat.

Pembahasan Mengenai Tembang Macapat

Dalam dunia sastra, macapat ialah tembang atau puisi berbahasa tradisional Jawa. Puisi khas tersebut juga ditemukan di wilayah sekitar termasuk Sunda dan Bali.

Catatan sejarah mengatakan bahwa macapat sudah ditemukan mulai zaman kerajaan Majapahit. Tidak hanya itu, macapat terlihat di Jateng, namun juga Jatim serta Bali.

Kini, tembang itu digunakan saat acara-acara/pentas, agar tetap dilestarikan. Biasanya pilihan tembang macapat mengikuti nuansa atau selera acara/pentasnya.

Tidak seperti kakawin, macapat menggunakan bahasa Jawa lebih simpel. Inilah mengapa tembang macapat sangat mudah untuk dilestarikan.

Aturan dalam Tembang Macapat

Sebelum membahas mengenai aturannya, sebaiknya mari terjemahkan pertanyaan di atas dulu. Berdasarkan hasilnya, kaiket adalah terikat, paugeran adalah aturan.

Bila diartikan, tembang macapat iku kaiket ing paugeran berarti “tembang macapat itu terikat pada aturan”. Pertanyaan berikut jelas membahas aturan puisi macapat.

Dengan aturan, pelajar dapat mengetahui jenis puisi macapat yang dibacakan. Itulah mengapa “tembang macapat iku kaiket ing paugeran” wajib dipahami.

Jika melihat jawaban pertanyaan, puisi macapat memberlakukan tiga aturan (guru). Kira-kira apa aturan yang mengatur puisi tersebut? Begini pembahasan ketiganya:

1. Guru Gatra

Untuk yang pertama adalah guru gatra, dengan pengertian jumlah baris tiap bait puisi. Dalam bahasa Jawa, Gatra dalam guru gatra definisinya yaitu baris, atau larik.

Setiap puisi macapat yang ada, jumlah gatranya bisa berbeda-beda. Terkadang bisa empat baris, namun ada juga yang bisa sampai enam baris.

2. Guru Lagu

Untuk kedua adalah guru lagu, yakni pembacaan bunyi per baris dari puisi tradisional tersebut. Tujuannya adalah untuk membentuk pola suku kata terakhir per baris.

Pada aturan macapat, pengucapan kelima huruf vokal dasar diatur di dalamnya. Apabila suku kata berakhir dengan huruf seperti “ong”, maka yang dilihat di sini adalah o.

3. Guru Wilangan

Untuk yang terakhir adalah guru wilangan, yaitu jumlah suku kata dari tiap baris puisi macapat. Sebagai pengingat, suku kata adalah bagian dari kata yang dipakai.

Misalnya pada kata “kalakone”, suku kata kata tersebut yaitu empat (dibaca ka-la-ko-ne). Sistem ini sudah diberlakukan pada semua tembang macapat, sehingga perlu diketahui.

Contoh-Contoh Tembang Macapat

Agar paham dengan ketiga sistem yang dipakai macapat, pelajar perlu contohnya. Sejak dulu, terdapat 11 jenis puisi macapat dengan sistem atau aturannya masing-masing.

Mari lihat tembang maskunambang dengan makna perjalanan kehidupan sebagai contohnya. Paugeran tembang ini adalah 4 baris, dengan aturan 7i – 10a – 12i – 8a.

Di baris pertama tersebut, jumlah wilangannya 7, dan huruf vokal terakhir yang dibaca adalah i. Pada baris kedua, jumlah wilangannya 10, dan huruf vokal terakhirnya a.

Selain maskunambang, ada juga tembang asmaradana dengan arti cinta kasih. Adapun paugerannya yaitu tujuh gatra, dengan aturan 8a – 8i – 8e – 8a – 7a – 8u – 8a.

Sesuai dengan penjelasan di atas, baris pertama tembang tersebut memiliki 8 wilangan dan diakhiri huruf vokala. Tinggal lanjutkan sampai baris paling terakhir.

Itu dia pembahasan lengkap mengenai pertanyaan tembang macapat iku kaiket ing paugeran. Pelajar akan menemukan pertanyaan ini saat belajar materi Bahasa Jawa.

Tinggalkan komentar