Dalam menekuni Bahasa Jawa, murid mungkin akan menemui pertanyaan pangarep arep yaiku. Kira-kira, apa yang dimaksud dengannya, dan apa jawaban yang tepat untuknya?
Tentunya karena bahasa daerah, sebaiknya soal diterjemahkan terlebih dahulu. Mengenai jawaban serta pembahasannya, akan dibahas secara lengkap di sini.
Pertanyaan:
Apa yang dimaksud dengan pangarep-arep dalam hal pidato?
Jawaban:
Jawabannya yaitu ukara (kalimat) keinginan atau harapan. Bila diterjemahkan, arti dari pangarep-arep yaitu harapan, sehingga sudah jelas bahwa maksudnya yaitu harapan.
Pembahasan Mengenai Pangarep-Arep
Pidato yang dibacakan baik di sekolah maupun acara formal, tentunya perlu mengikuti struktur tertentu. Dimulai dari kalimat pembaca atau perkenalan, lalu diakhiri dengan kalimat penutup.
Pada bagian penutup, umumnya pidato disisipi dengan kata-kata yang bersifat harapan. Dalam Bahasa Jawa, kalimat ini dinamakan dengan pangarep-arep, yang diterjemahkan juga berarti sama.
Secara harfiah, pangarep-arep artinya pemikiran yang mengarah ke optimis, atas suatu keadaan yang akan terjadi. Apabila sebagai kata kerja, pangarep-arep artinya berharap.
Sedangkan dalam pidato, pangarep-arep digunakan untuk memberikan harapan untuk suatu hal. Misalnya pada pidato sekolah, maka harapan diajukan ke murid dan guru.
Umumnya dalam pidato Bahasa Jawa, kalimat ini dimulai dengan mugi-mugi atau muga-muga. Kemudian, baru harapan dikumandangkan dengan rasa yang penuh optimis.
Setelah mengungkapkan pangarep-arep, baru pidato diakhiri dengan salam sebagai penutup. Tidak jarang juga ukara harapan diakhiri dengan rasa syukur atau terimakasih.
Intinya, bisa dikatakan bahwa pangarep arep yaiku ukara harapan atau keinginan. Untuk penjelasan lebih lanjut, murid dapat membaca pelbagai informasi berikut:
1. Penempatan Pangarep-Arep
Agar dapat memahami dimana meletakkan kalimat tersebut, murid perlu mengetahui tentang struktur pidato. Dalam pembuatannya secara umum, struktur yang digunakan yaitu:
- Pembukaan, yang umumnya dimulai dengan menyapa audiens. Bagian ini perlu dibuat dengan kalimat yang bersifat persuasif (mengajak).
- Isi pidato dengan setiap pembahasan pidato yang lengkap. Setiap poin akan perlu disampaikan secara mendetail kepada para pendengar.
- Penutup, dimana kesimpulan dari pidato dibacakan, lalu diakhiri dengan kalimat penutup serta harapan. Kemudian, baru salam sebagai tanda akhir.
Dari sini dapat dilihat, bahwa pangarep-arep ditempatkan bahwa bagian penutup. Karena disinilah para audiens akan lebih memperhatikan setiap kalimat yang dikeluarkan.
2. Aturan Pangarep-Arep
Sejatinya, tidak ada aturan ketat yang menentukan bagaimana kalimat harapan dibuat dalam pidato. Namun apabila dinilai dari beberapa jenis pidato, pangarep-arep memiliki kriteria seperti berikut:
- Kalimat yang digunakan bersifat optimis, serta memberikan nuansa yang positif. Hal ini karena sesuai namanya, harapan pasti mengarah ke hal baik.
- Kalimat tidak terlalu panjang serta bertele-tele. Kecuali, apabila seluruh pihak yang disebutkan dalam pidato lebih spesifik dan perlu dibedakan.
- Kalimat dapat digunakan sebagai permintaan maaf, jika dibutuhkan. Misalnya: Saya berharap semoga Ibu/Bapak memaafkan jika ada kelalaian selama mengajar.
Intinya, kalimat pangarep-arep dapat disesuaikan dengan isi dari pidato yang dibicarakan. Yang paling utama, pangarep-arep harus memberikan harapan yang didampingi sikap positif.
3. Contoh Kalimat Pangarep-Arep
Tentunya, contoh akan dibutuhkan supaya murid lebih paham. Untuk referensi mengenai bagaimana contoh kalimat harapan tersebut dibuat, berikut salah satu kutipan darinya:
Mugi-mugi para siswa langkung sregep anggenipun ngelmu ing sekolah,
(Terjemahan: Semoga para siswa rajin menimba ilmu di sekolah,)
Dadi murid sing tansah manut dhawuhe guru,
(Terjemahan: Jadilah siswa yang selalu menuruti perintah guru,)
Lan bekti marang wong tuwo.
(Terjemahan: Dan berbaktilah kepada orang tua.)
Dari kutipan tersebut, dapat dipastikan bahwa pesan disampaikan dengan penuh harapan. Adapun inti harapannya yaitu mengajak murid untuk menjadi pribadi yang berbakti.
Setelah itu, baru pidato dapat berakhir dengan kalimat apresiasi seperti kula aturaken matur nuwun. Atau, bisa juga menggunakan salam menurut ajaran agama masing-masing.
Demikian pembahasan mengenai pangarep arep yaiku, mulai dari penempatan, definisi, sampai contohnya. Dengan ini, murid akan semakin memahami kalimat harapan.