Sengkalan Kang Adhedhasar Taun Jawa Diarani?

Sengkalan kang adhedhasar taun Jawa diarani? Dalam mata pelajaran Bahasa Jawa, pembelajaran mengenai perhitungan tahun cukup umum. Khususnya mengacu pada kalender Jawa itu sendiri. Tidak hanya berbentuk angka dan tulisan.

Sebab, penanda tahun juga bisa berbentuk rangkaian gambar serta kata. Itulah yang disebut sebagai sengkalan. Ada dua jenis sengkalan, yakni candrasengkala dan juga suryasengkala. Keduanya menggunakan jenis penulisan dengan acuan yang berbeda. Mari simak lebih lanjut:

Pertanyaan:

Sengkalan kang adhedhasar taun Jawa diarani?

A. Candrasengkala

B. Suryacandra

C. Sengkalasurya

D. Suryasengkala

E. Sengkalancandra

Jawaban yang tepat untuk pertanyaan tersebut merupakan A: Candrasengkala.

Pembahasan untuk Tiap Opsi Jawaban

Agar bisa membuktikan kebenaran jawaban, mari membahasnya satu demi satu. Opsi B, suryacandra masih kurang tepat. Kalender ini mengacu pada fase bulan, namun turut menyertakan pergantian musim pada perhitungan tiap tahunnya.

Kalender yang disebut juga lunisolar ini ditandai dengan bulan-bulan kabisat setiap beberapa tahun, atau berturut-turut. Sehingga dalam satu tahun, jumlah bulannya bisa menginjak 12 bahkan 13 bulan.

Sengkalasurya di pilihan C juga bukan jawaban dari pertanyaan ini. Sebab, sengkalasurya bukanlah penggunaan kata yang benar. Tidak ada makna dari sengkalasurya, yang benar adalah suryasengkala.

Berlanjut pada opsi D, suryasengkala yang termasuk jenis candrasengkala. Berdasarkan definisinya, suryasengkala tergolong candrasengkala yang menggunakan perhitungan tahun sesuai perputaran bumi yang terhubung dengan matahari, disebut juga tahun Masehi.

Namanya berasal dari dua kata, yaitu candra (pernyataan) dan juga sengkala (angka tahun). Kemudian kata “surya” berasal dari matahari. Semua kata yang terdapat pada sengkalan tersebut mewakili watak dari masing-masing bilangan.

Di pilihan E ada sengkalancandra. Sebenarnya kata-kata ini hanyalah pembalikan dari candrasengkala. Tentu ini bukanlah jawaban yang benar, sehingga E bisa diabaikan. Maka, jawaban yang benar sebenarnya berada di opsi A.

Mengenal Candrasengkala Beserta Contohnya

Candrasengkala merupakan jenis kalender yang mendasarkan perhitungan tahunnya dengan perputaran bulan dengan bumi. Candra sendiri bermakna bulan, itulah asal-usul namanya. Agar tidak bingung dengan candrasengkala biasa, maka bisa disebut juga sengkalan.

Cara untuk mengartikannya adalah membacanya dari belakang. Pada kata pertama biasanya perwakilan dari satuan tahun, lalu kata keduanya merupakan angka puluhan, diikuti angka ketiga merupakan cerminan angka ratusan. Sementara itu angka keempat adalah ribuan.

Sebagai contoh, sengkalan yang berada di DIY, tepatnya  tugu bernama Pal Putih. Terdapat tulisan Wiwara Harja Manggala Praja. Mulai dari Wiwara yang maknanya adalah gerbang, mewujudkan angka sembilan. Selanjutnya Manggal artinya pemimpin, artinya delapan.

Selanjutnya Praja artinya negara, artinya angka satu. Berdasarkan rangkaian kata tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa maknanya adalah tahun 1819 sesuai perhitungan tahun Jawa. Cara pembacaannya perlu dipelajari lebih lanjut.

Kesimpulan

Melihat dari pembahasan di bagian sebelumnya, maka jawaban paling benar terletak pada opsi A, yaitu candrasengkala atau biasa disebut sengkalan. Kemudian, sengkalan juga terbagi lagi ke dua jenis. Ada sengkalan lamba, artinya memakai rangkaian kata yang bersifat sederhana.

Kemudian yang kedua sengkalan memet, artinya rumit. Biasanya sengkalan ini menggunakan gambar, patung, atau relief sehingga pembacaan dan penafsirannya memerlukan keterampilan khusus.

Membacanya harus dilakukan bersamaan dengan sengkalan lamba, karena tidak dapat dibaca begitu saja. Agar dapat mengartikan sengkalan, penting untuk mencari tahu watak atau sifat yang dimiliki suatu bilangan.

Contohnya karakter angka 0 yang identik dengan kata bernuansa kekosongan, sesuatu yang hilang, ataupun berkaitan dengan langit. Lalu bilangan 1 menggunakan kata-kata dengan makna tunggal misalnya raja, benda di angkasa, dan sebagainya.

Demikian jawaban dari pertanyaan sengkalan kang adhedhasar taun Jawa diarani. Pembacaan tahun yang unik ini perlu dipelajari dengan seksama, karena membutuhkan interpretasi yang mumpuni. Melihat dari masing-masing karakter angka dan gambar.

Tinggalkan komentar