Dalam materi Seni Budaya, murid akan menemukan pertanyaan seperti prosesi sirih dare ada pada rangkaian acara. Kira-kira bagaimana cara menjawabnya dengan benar?
Terkadang, adat istiadat memiliki segelintir acara atau prosesi yang unik untuk dipelajari. Maka itu, simak pembahasan berikut mengenai jawaban untuk soal tersebut.
Pertanyaan:
Prosesi sirih dare ada pada rangkaian acara?
a. pernikahan
b. gerhana bulan
c. penyambutan tamu
d. perayaan ulang tahun
Jawaban:
Jawabannya yaitu A. pernikahan, terutama untuk tradisi suku Betawi. Karena prosesi ini akan diserahkan oleh pengantin kepada sang istri, sebagai simbol cinta kasih.
Untuk pilihan B. gerhana bulan, jawaban ini tidak benar. Dalam budaya tertentu, peristiwa ilmiah ini mungkin akan dirayakan dengan tradisi. Namun, sirih dare bukan salah satunya.
Lalu, pilihan C. penyambutan tamu juga bukan jawaban yang tepat. Seperti halnya pernikahan, tamu juga dapat disambut dengan prosesi tertentu, namun tidak membutuhkan sirih dare.
Terakhir, pilihan D. perayaan ulang tahun tentunya bukan jawaban benar. Sebab, acara ulang tahun yang tradisional pun tetap tidak membutuhkan prosesi tersebut.
Pembahasan Mengenai Sirih Dare saat Pernikahan
Setiap suku di Indonesia memiliki adat istiadat yang perlu dituruti, mulai dari upacara hingga prosesi. Salah satunya yaitu sirih dare, yang diberikan dalam rangkaian acara pernikahan.
Prosesi ini merupakan pemberian persembahan berupa kerajinan berbahan daun sirih untuk mempelai istri. Kegunaannya adalah sebagai lambang dari cinta kasih suami.
Selainnya, sirih dare juga memiliki makna berupa kehidupan yang penuh akan lika-liku. Saat menerimanya, istri berarti juga harus menerima garis kehidupan seperti itu setelah menikah.
Sesuai dengan namanya, persembahan ini dibuat memakai 14 lembar daun tersebut. Lalu, pembuat perlu membaginya menjadi dua, yakni 7 di posisi kanan, lalu sisanya di kiri.
Kemudian, tiap daun dilipat terbalik sehingga menyerupai kerucut. Di bagian tengahnya lalu ditambahkan mawar, serta lembaran duit dengan nominal tinggi.
Singkatnya, prosesi sirih dare ada pada rangkaian acara pernikahan sesuai adat Betawi. Untuk mengenalnya lebih dekat, simak penggunaan dan rangkaian acara penyerahannya berikut:
1. Penggunaan Sirih Dare
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa persembahan ini diberikan dalam pernikahan. Umumnya, saat membawa sirih dare dilakukan sambil diiringi Tari Sirih Kuning.
Sama seperti halnya persembahan tersebut, tarian berikut juga asalnya dari suku Betawi. Selain dalam acara pernikahan menggunakan sirih dare, tarian tersebut juga dapat dilakukan pada acara pergaulan.
Dalam pernikahan, sirih dare yang disertai tarian tersebut digunakan saat prosesi akad nikah. Seiring berkembangnya zaman, acara ini juga dapat dilakukan setelah resepsi nikah.
Tujuan dari serangkaian acara menggunakan sirih dare ini tidak hanya sebagai pelengkap tradisi. Terutama dengan Tari Sirih Kuning, prosesi tersebut juga dapat menghibur para pengunjung acara.
Akan tetapi, tentunya yang paling diutamakan dari sirih dare tetaplah kedua pengantin yang menikah. Artinya, pilihan C. penyambutan tamu di atas tetap tidak benar.
2. Rangkaian Acara dengan Sirih Dare
Adapun serangkaian prosedur yang dilaksanakan dalam pemberian sirih dare tersebut cukup panjang. Semuanya harus dilakukan untuk menghormati tradisi yang diturunkan.
Setelah mempelai istri duduk atas kursi pelaminan, suami akan menggotong sirih dare bersama rombongan. Persembahan tersebut dibawa dengan cara dijepit di kedua tangan.
Setelah juru bicara kedua mempelai beradu pantun, barulah suami dapat menemui mempelai istri. Sesuai tradisi, juru bicara dari pihak istri tentunya harus kalah dalam perkelahian.
Saat orang tua duduk pada kursi yang dipersiapkan, sang suami akan membuka cadar mempelai istri. Tujuannya sebagai penanda bahwasannya kesucian istri hanyalah untuk sang suami.
Setelah itu, baru suami memberikan persembahan berupa sirih dare pada mempelai istri. Istri kemudian membalasnya dengan mencium tangannya sebagai tanda bakti.
Itu dia penjelasan mengenai soal prosesi sirih dare ada pada rangkaian acara. Dengan ini, murid akan dapat memahami tradisi yang sakral, serta menarik untuk diketahui tersebut.