Pertanyaan OSVIA merupakan lembaga sekolah untuk mencetak? merupakan pertanyaan yang umum diberikan di pelajaran sejarah. Terutama pada tingkat SMP dan SMA untuk mengetahui materi politik liberal yang dijalankan di Indonesia.
Pertanyaan
OSVIA merupakan lembaga sekolah untuk mencetak?
A. Arsitektur.
B. Jaksa.
C. Pamong Praja.
D. Dokter.
Jawaban
Jawaban yang paling tepat dari pertanyaan diatas adalah pilihan jawaban nomor 3 yaitu Pamong Praja. OSVIA merupakan lembaga pendidikan yang didirikan pada zaman Hindia Belanda untuk mendidik pegawai-pegawai Bumiputera.
Pembahasan Mengenai OSVIA
Setelah mengetahui jawaban pertanyaan di atas, para siswa perlu mendalami sejarah lembaga OSVIA. Sekolah pendidikan ini memiliki peran penting untuk kemerdekaan Indonesia. Sebagai bagian dalam menciptakan golongan priyayi.
Sampai sekarang sisa-sisa lembaga OSVIA masih ada di Indonesia. Lembaga pendidikan ini sudah bertransformasi sebagai IPDN atau Institut Pemerintahan Dalam Negeri yang menjadi lembaga pendidikan aktif di Indonesia.
Tentang Sekolah OSVIA
OSVIA merupakan kependekkan dari Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren. Merupakan sekolah bentukan Belanda yang dikhususkan untuk kaum pribumi atau Bumiputera.
Sekolah ini secara khusus melahirkan para pekerja sipil atau pamong praja yang akan bekerja di bawah Belanda. Setiap lulusan dari sekolah ini memiliki kesempatan untuk bekerja di pemerintahan kolonial sebagai ambtenaar.
Sebelumnya, sekolah ini sudah berdiri dengan nama Hoofdenschool dengan masa pembelajarannya 5 tahun. Namun, setelah diubah nama menjadi OSVIA masa pembelajarannya ditambah menjadi tujuh tahun.
Umumnya para murid yang diterima di OSVIA, mulai dari usia 12 sampai dengan 16 tahun. Dari sekolah ini pula, golongan priyayi di Indonesia mulai terbentuk.
Sejarah Singkat Pendirian OSVIA
Pada masa penjajahan, Hindia Belanda tidak bisa menempatkan orang Belanda asli di satuan yang kecil. Karena sulitnya perjalanan dan butuh biaya yang besar untuk mempekerjakan orang Belanda asli.
Karena itu, Hindia Belanda membuka sekolah untuk para pribumi. Tujuannya agar bisa bekerja di bawah Belanda. Tidak semua pribumi bisa masuk ke sekolah-sekolah yang didirikan Belanda. Biasanya, yang bersekolah adalah anak dari kaum priyayi.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, sebenarnya sekolah bagi pribumi sudah ada sebelum tahun 1900 bernama Hoofdenschool. Hoofdenschool ini memiliki jaringan di Pulau Jawa khususnya kota-kota besar.
Mulai dari Bandung, Probolinggo, dan Magelang sebagai pusat. Namun, Hoofdenschool yang memiliki arti Sekolah Para Pemimpin. Dianggap kurang memenuhi kebutuhan spesifik pekerja pribumi pada waktu itu.
Pada tahun 1900-an awal, sekolah ini mengalami reorganisasi yang akhirnya membentuk nama baru yaitu OSVIA. Pada perubahan namanya, sekolah ini membuka cabang baru di Kota Serang, Blitar, dan juga Madiun.
18 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1918, OSVIA sudah memasuki Pulau Sumatera dan memiliki cabang di Bukittinggi. Pembukaan cabang baru ini membuat jumlah murid OSVIA semakin banyak, bahkan sampai dua kali lipat.
Pada tahun 1927, OSVIA berubah nama lagi menjadi MOSVIA. Para lulusan sekolah ini sempat menggelar reuni dengan lembaga pendidikan Belanda lainnya pada tahun 1969. Pada reuni itu, dibahas mengenai rencana pembangunan lima tahun untuk orde baru.
Lulusan OSVIA memiliki peranan yang penting pada masa kolonial Belanda. Banyak lulusan sekolah ini yang aktif di pergerakan nasional. Sebut saja H.O.S Tjokroaminoto dan Soetardjo Arthohadi Koesoemo yang merupakan lulusan OSVIA.
Sekarang para siswa sudah mengetahui jawaban pertanyaan OSVIA merupakan lembaga sekolah untuk mencetak. Berikut juga dengan pembahasan lebih lanjut mengenai lembaga pendidikan ini. Dengan begitu, para siswa bisa menjawab soal lain di materi ini.