Mata pelajaran yang akan ditemui siswa Sekolah Dasar adalah bahasa Jawa. Salah satu pertanyaan yang akan keluar yakni “jeneng liyane werkudara yaiku?” Itu adalah contoh soal yang mengulas tentang tokoh pewayangan.
Materi tersebut penting dipelajari agar budaya Indonesia tetap lestari. Adapun jawaban beserta penjelasan dari pertanyaan tersebut akan diulas dalam ulasan berikut ini:
Pertanyaan
Jeneng liyane werkudara yaiku?
A. Arjuna
B. Yudhistira
C. Janaka
D. Bima
Jawaban
Untuk pertanyaan diatas, jawaban yang benar yakni d. Bima. Untuk jawaban a, b, dan c tidaklah tepat karena bukan nama lain werkudara. Dengan begitu, tokoh wayang werkudara juga dikenal dengan nama Bima.
Pembahasan
Arti bahasa Indonesia dari pertanyaan tersebut adalah apa nama lain dari werkudara. Maka, jawabannya yakni Bima karena opsi lainnya tidak tepat. Di bawah ini yakni penjelasan yang menarik mengenai karakter werkudara:
Mengenal Tokoh Wayang Werkudara
Meski kini zaman telah begitu modern, namun penggemar wayang tak lekang oleh waktu. Bahkan, tokoh-tokoh pewayangan diajarkan di materi sekolah dasar agar tetap ada sepanjang masa.
Kali ini akan membahas tentang werkudara, yakni salah satu anggota tokoh pewayangan Pandawa 5. Werkudara memiliki nama kecil Bima, yang merupakan anak ke-2 dari Dewi Kunti serta Prabu Pandu.
Arti Bima dalam bahasa Indonesia yakni mengerikan. Pasalnya, Bima digambarkan seperti sosok wayang yang gagah, kuat, lengannya panjang, serta tubuhnya semampai jika dibandingkan dengan keempat saudaranya.
Meskipun fisiknya mencekam, namun Bima memiliki hati yang baik. Wataknya juga tangguh, jujur, pemberani, setia, taat, serta kuat.
Kelahiran Werkudara
Tokoh Bima memiliki cerita kelahiran yang menarik. Hal ini dimulai dari Resi Kindama yang mengutuk pernikahan antara ketika Dewi Kunti dengan Prabu Pandu Dewanata.
Kutukan tersebut berisi apabila Prabu melakukan sebagaimana perlakuan suami istri serta tidur satu kamar dengan Dewi Kunti, maka saat itu juga ia akan meninggal dunia. Namun, disebabkan butuh buah hati dalam mewariskan tahtanya, maka Dewi Kunti menyuruh kerabatnya untuk dapat memanggil Dewa.
Saat itu, Dewa Batara Dharma lah yang dipanggil, lalu 9 bulan setelahnya, Kunti pun melahirkan anak pertamanya, Puntadewa. Kemudian, Kunti mengundang dewa Bathara Bayu sehingga ia dapat melahirkan Raden Werkudara atau dikenal juga dengan Bima.
Dengan begitu, Werkudara bukanlah anak biologis dari Prabu Pandu Dewanata, melainkan dari Batara Bayu. Adapun nama lain dari Werkudara yakni:
- Bima.
- Balawa.
- Bratasena.
- Birawa.
- Kusumayuda.
- Kusumadilaga.
- Pandu Siwi.
- Bayusuta.
- Wijasena.
Meskipun tidak pernah bertalian fisik, namun Werkudara serta Batara Bayu, punya fisik yang mirip. Saat Bima hadir di dunia, tubuhnya terbalut kulit tebal. Bermacam-macam siasat telah dilangsungkan agar kulit tersebut terlepas, namun tak berhasil.
Kemudian, Prabu pun berdoa pada dewa untuk membantunya. Atas utusan Bathara Guru, Bathara Narada pun menolongnya dan mengutus Sena – seekor gajah – untuk menghancurkan lapisan tersebut.
Batara Bayu masuk ke raga gajah serta memijak bayi Bima, dan cara itu pun berhasil merobek kulit tebalnya. Begitu bungkusnya keluar, gajah langsung diserang Bima dan mati seketika serta jasanya menyatu di diri Bima.
Ciri Khas Werkudara
Bima memiliki karakter tersendiri dibandingkan 4 pandawa lainnya. Adapun kekhasannya yakni:
- Perawakannya tegap, perkasa, tinggi besar, punya jenggot serta kumis.
- Kukunya kuat serta panjang, yang disebut dengan Pancanaka.
- Selalu menggunakan bahasa ngoko dan hanya pada Dewa Ruci menggunakan bahasa Jawa halus.
- Nama Werkudara dipakai ketika Bima sudah dewasa.
- Ketika Bima remaja, dikenal dengan Haryasena, Bratasenna, atau Wijasena.
Jawaban dari pertanyaan “jeneng liyane werkudara yaiku” adalah d. Bima. Pasalnya, Bima merupakan nama yang kerap digunakan ketika Werkudara masih kecil.