Air Sisa Pewarnaan Kain Merupakan Limbah yang Bersumber Dari?

Air sisa pewarnaan kain merupakan limbah yang bersumber dari mana? Ini termasuk pertanyaan yang cukup penting, karena membuat masyarakat menyadari akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Seperti yang akan dijelaskan dalam pembahasan kali ini:

Pertanyaan: 

Air sisa pewarnaan kain merupakan limbah yang bersumber dari?

A. Pertanian

B. Perkebunan

C. Domestik

D. Pertambangan

E. Industri

Untuk pertanyaan ini, jawabannya yaitu E: industri.

Pembahasan Tiap Opsi Jawaban

Dimulai dari jawaban A, yakni pertanian. Bila menilik aktivitas pertanian secara umum, hampir tidak ada yang menggunakan pewarna untuk kain. Melihat definisinya, pertanian merupakan aktivitas penggunaan sumber daya bersifat hayati untuk menghasilkan bahan makanan.

Selain bahan makanan juga kebutuhan lainnya seperti sumber energi dan bahan baku untuk keperluan industri. Aktivitas yang termasuk dalam pertanian misalnya bercocok tanam, membesarkan hewan ternak, dan sebagainya. Tidak ada indikasi pemakaian bahan pewarna.

Berikutnya ada B, perkebunan. Perkebunan merupakan aktivitas untuk mengusahakan tanaman tertentu di media tanam. Penanaman ini dilakukan di ekosistem yang tepat agar bisa mengolah dan menghasilkan tanaman untuk kemudian dipasarkan.

Perkebunan di masa modern banyak menggunakan bantuan teknologi, ilmu pengetahuan, hingga manajemen. Hal yang membedakannya dari pertanian yakni jenis tanamannya biasanya bukanlah untuk makanan pokok. Perkebunan kurang tepat untuk menjawab pertanyaan.

Opsi C menawarkan domestik sebagai jawabannya. Domestik secara definisi mengacu pada hal-hal yang sifatnya kerumahtanggaan. Karena itulah tugas-tugas rumah seperti memasak, mencuci, perencanaan keuangan, dan lainnya dikatakan pekerjaan di ranah domestik.

Dalam bidang rumah tangga, penggunaan pewarna memang bisa saja digunakan. Contohnya untuk membuat kue dengan pewarna makanan. Bisa juga memakainya untuk mewarnai kain tertentu. Namun, tentu jumlahnya tidak banyak sampai mencemari air.

Di pilihan D terdapat pertambangan. Pertambangan merupakan aktivitas mengambil endapan bahan galian berharga serta bernilai ekonomis. Biasanya diambil dari kulit bumi, yang dapat dilakukan dengan metode mekanis ataupun manual tergantung kebutuhan.

Dari pertambangan ini akan menghasilkan sumber daya yang penting seperti minyak, batubara, gas bumi, emas, perak, dan banyak lainnya. Karena itulah, kurang tepat jika mengaitkannya dengan penggunaan bahan pewarna untuk kain. D bukan jawaban yang benar.

Pilihan E, industri merupakan jawaban yang paling benar. Sebab, industri merupakan bidang yang paling banyak menggunakan bahan pewarna untuk kain. Industri tekstil adalah yang paling banyak memakai bahan pewarna sintetis untuk pakaian.

Kesimpulan

Di antara kelima jawaban yang ditawarkan, E adalah yang paling sesuai untuk pertanyaan ini. Industri tekstil menggunakan zat sintetis yang warnanya beragam sehingga dapat menyesuaikan kebutuhan dan selera pasar.

Biasanya menggunakan zat alami, disebut juga natural dye atau yang bersifat sintetis. Dalam prosesnya, zat sintetis lebih banyak digunakan dalam industri pakaian. Sebab, zat ini bisa memenuhi kebutuhan yang berjumlah besar dan lebih praktis pemakaiannya.

Selain itu, ketersediaan variasi warnanya pun lebih beragam sehingga cocok untuk memproduksi kain beraneka warna. Karena itulah, jawaban untuk pertanyaan tentang limbah dari zat pewarna ini adalah industri.

Hasil limbah tersebut bersifat cair, berasal dari tahap produksinya. Karena sudah bercampur bahan kimia, tentu perlu diolah dengan cara yang baik. Sebab, jika dibiarkan terlalu lama, limbah cair bisa mencemari lingkungan dan menjadi masalah untuk kesehatan masyarakat di sekitarnya.

Itu tadi pembahasan tentang pertanyaan air sisa pewarnaan kain merupakan limbah yang bersumber dari mana? Dapat disimpulkan jika jawabannya adalah industri. Khususnya ranah tekstil, banyak menggunakan bahan pewarna untuk kainnya.

Tinggalkan komentar